GRATIS Panduan ECourse Cara Membuat Landing Page 2023 bersama Agungnesia Klik Disini

Semua Ada Waktunya

Manusia selalu perpacu dengan waktu. Pernah kita mendengar "semua bahagia pada waktunya" atau "belum saatnya untuk mikirin itu". Selain itu mungkin bisa saja anak kecil yang ingin segera dewasa atau sebaliknya orang dewasa ingin cepat kecil karena merasa tidak sebahagia waktu kecil, dan masih banyak lainya. 

Waktu itu terus bergerak sekalipun kita hanay diam, maka dari itu waktu juga dikatakan jika tidak bisa memanfaatkan waktu maka kita lah yang akan dilindas oleh waktu. Cak lontong juga mengatakan "hidup itu pilihan, malah pilihlah sebelum pilihan itu menentukan anda". 

Saya akan mengambil satu kutipan "belum saatnya memikirkan itu saat ini". Manusia selalu diliputi oleh hasrat dan keinginan. Perlu dipahami dulu hastrat adalah sifat yang dianugerahkan oleh Allah untuk manusia, begitu juga cinta, sedih, dan marah. Managemen diri yang baik mendorong manusia dapat mengelola hasrat tersebut dalam mewujudkan cita - cita, mimpi, dan harapanya. Bayangkan jika manusia tidak punya hastrat maka hidupnya akan datar bahkan bisa saja dunia ini tidak akan mengalami perubahan apapun. Segala bentuk perubahan dan kemajuan itu timbul karenay adanya hastrat bukan. Disisi lain hastrat juga bisa berdampak negatif, manusia bisa lupa bahwa dia berpijak dibumi terlalu menuruti hastrat tersebut sekalipun itu yang posifit. Sering kali hasrat ini menghantui dalam pola pikir dan keinginan yang berlebih. 

Memikirkan mimpi kita atau tidak boleh? ya tentu saja boleh. Nah kembali kepada waktu tadi. Pemikiran yang berlebih tentu akan menguras pikiran kita. Hal yang seharusnya belum kita fikirkan tadi sudah terlalu difikirkan maka muncul pernyataan "belum saatnya". Kita lihat anak kecil yang naik sepeda motor padahal dia dibawah ketentuan dari kepolisian, anak kecil yang segera ingin menikah, anak kecil yang sudah berlagak seperti orang dewasa. Pantaskah? ya tentu itu tidak pantas.

Setiap tahap kehidupan manusia itu sudah ada fasenya masing - masing. Apa jadinya jika anak kelas 2 duduk di kelas 5. Aneh kan, secara fisik dia terlihat lebih kecil dari yang lain dan bisa saja dia tidak mengerti apa yang diajarkan oleh gurunya. Tapi jika sekedar masa bodoh dia bisa saja tetap disitu tapi ini nonsense. 

Manusia harus memiliki managemen diri, tahan diri. Kalau sesuatu itu memang belum pada tempatnya tak perlu dipaksakan. Lakukan dulu yang didepan mata. Pada akhirnya jatuh pada pandangan - pandangan belaka dan apa yang sebenarnya ada didepan mata tidak terselesaikan. Sering kali terlalu banyak asumsi - asumsi yang diungkapkan. Rencana sekian banyak ini itu tapi tidak ada satupun yang dikerjakan. Hanya jatuh pada perdebatan asumsi diatas asumsi. Lakukan dulu apa yang bisa baru kerjakan. Tidak hanya sekedar dikerjakan, tetapi tuntaskan, baru mengerjakan yang lain. 
Agungnesia Agungnesia, seorang blogger yang fast respon melayani pembuatan artikel SEO dan pembuatan website di agungnesia.com

Posting Komentar untuk "Semua Ada Waktunya"