Suatu dianggap berharga bila ada perjuangan didalamnya. Jika hanya sekedar menerima atau melihat mungkin kesan yang diterima akan berbeda. Disatu sisi itulah kenapa sesautu itu tidak perlu diobral. Suatu yang diobral bahkan yang sebenarnya itu sangat berharga bisa saja tidak berharga karena sebenarnya mereka tidak membutuhkanya dan bisa saja itu dianggap tidak penting.
Saya pernah mendengar suatu ungkapan "kenapa sih harus ada tiketnya harus berbayar", pemateri mengasumsikan bahwa membayar adalah suatu bentuk keseriusan pertama. Kalau gratis ya bisa saja orang asal daftar tapi tidak hadir karena merasa tidak dirugikan. Jika telah membayar siapa sih yang mau rugi. Sebenarnya bisa saja dilaksanakan secara gratis, toh si pamteri sudah lebih dari cukup. Ada pula pernyataan kenapa juga pendidikan harus bayar, nah itu juga bisa diasumsikan sama apalagi penuh perjuangan bertahun - tahun dan kosistensi untuk mencapai kelulusan.
Point pertama, jika ingin sesautu itu ada harganya maka buatlah sesautu itu menjadi penuh perjuangan dan pengorbanan. Kita menghargai karena kita memperjuangakanya.
Point kedua, tidak perlu apa yang ada itu diobral begitu saja, karena bisa saja tidak dibutuhkan jadi useless, biar lah orang mencari dengan sendirinya. Secara alamiah orang yang memiliki keinginan yang kuat akan menukan sesuau itu. Tentu akan menjadi kesan yang mengecewakan bukan bila apa yang sebenarnya berharga bagi kita tapi ternyata terbengkalai begitu saja.
Setiap kebutuhan punya segementasinya. Tidak perlu kuatir apa tidak tepakai. Selanjutnya apa yang mau diberikan yang sudah diberikan saja, terlepas dari diterima atau tidaknya sekalipun hanya satu orang yang bisa mengiyakan. Tak perlu patah arang karena bisa saja sudah terlanjur. Bagaimanapun secara prosentase walau sedikit tetap ada kok yang bisa sejalan.
Posting Komentar untuk "Kenapa Tidak Perlu Diobral?"
Terimakasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar