Istilah entrepreneur sudah tidak asing lagi kita dengar. Pengembangan dari istilah ini bermacam - macam seperti teknopreneur, sosialpreneur, dan lain sebagainya. Sedikit bertolak pada inspirasi hasil kegiatan tahun baru, pertunjukan tari, berita online, dan berbincangan teman saya membuat saya terbesit untuk memperkenalkan istilah culturepreneur.
Memang benar ilmu itu bersifat bertahap, kita baru akan memikirkan sesutu setelah kita mengalami, melihat, membaca, dan menyaksikan suatu kejadian. Dari hasil itu semua barulah muncul gagasan atau wawasan baru. Termasuk ide bisnis berbasis culturepreneur ini. Saya jadi ingat pos yang lalu landaskan setiap bisnis pada suatu pemikiran yang berjudul entreprenur bukan melulu jualan.
Ide Bisnis Culturepreneur
Saya melihat sekarang ini sedang marak-maraknya wisata baru berbasis foto. Kalau kita kunjungi wisata tersebut mungkin hanya ada beberapa spot saja untuk foto, tapi ya begitulah trenya. Tren ini tidak lepas dari maraknya foto untuk diupload di instagram sehingga suatu tempat wisata baru disebut dapat dikategorikan sebagai instramable.
Disisi lain melalui pengalaman yang telah lalu, ternyata pengangkatan budaya juga dapat diangkat sebagai sumber pendapatan. Penangkatan budaya yang umum kita sasksikan yakni tarian, musik, dan ritual kebudyaan. Tidak dipungkiri bukan pelestarian budaya tersebut memiliki nilai jual yang tinggi.
Perlu kita tahu bahwa kekayaan budaya bukan hanya pada tarian, musik, artefak, sastara, dan ritual, tetapi juga berupa makanan dan kerajinan. Penangkatan kembali makanan tradisional dapat menjadi peluang bisnis yang dapat dijalankan bahkan secara individu. Selain itu kerajinan juga bisa dilakukan secara individu atau kelompok usaha. Dengan usaha yang bersifat individu tentu modal kecil dan bisa langsung praktek. Nah baru nanti dalam perkembangnya baru bisa mengangkat karyawan.
Culutrepreneur Makanan khas
Makanan khas yang sudah mulai ditinggalkan menurut saya peluang ide yang syarat akan budaya dan memiliki nilai jual yang tinggi. Sejumlah jajanan atau makanan khas tradional diangkat kembali, lalu diproduksi secara masal. Nah perlu pula untuk dimodifikasi dengan rasa dan tampilan yang lebih modern. Jenis makanan yang dapat dijadikan acuan bisa lihat di jajanan khas tradisional Boyolali.
Sejumlah makanan yang saya tulis pada artikel sebeumnya yakni ada 14 macam mulai dari puli, balung ketek, munggur, cengkaruk, lemet, oyol-oyol, tiwul, mentho, cucur, roti emprit, mie glondor, dan gudangan. Nah tak perlu bingungkan mencari ide makanan tradisional yang akan diangkat.
Ternyata memang benar, sudah ada sejumlah entreprenur yang yang telah mengakat kembali makanan ini dengan kemasan yang lebih modern dan penambahan variasi rasa seperti keju, pedas, balado, dan asin. Dengan sedikit modifikasi akhirnya makanan ini akan dikenal kembali dan diminati bahkan dicintai.
Misalkan saja cengkaruk, balung kethek, dan roti emprit yang bisa dimodifikasi seperti contoh diatas terlebih makanan ini tahan lama dan tidak cepat basi. Sehingga dapat dikirim keluar kota dan bertahan di toko dalam waktu cukup lama.
Teringat juga, jika di Purwokerto ada tepung mendoan yang sudah dikemas dengan menarik dengan komposisi khusus kenapa tidak dengan tepung oyol-oyol, tepung mie glondor, dan tepung tiwul.
Tak perlu bingung mencari peluang bisnis angkat kembali baik makanank, kerajinan, dan kesenian yagn mulai ditinggalkan dan perkenalkan lagi kemasyarkat sebagai rasa cinta budaya yang memiliki nilai jual yang tinggi.
Posting Komentar untuk "Culturepreneur Solusi Peluang Bisnis Terkini"
Terimakasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar