Pemutihan gigi merupakan salah satu yang untuk memutihkan gigi. Pemutihan gigi juga dianggap cara paling efketif dan efisien untuk memutihkan gigi. Gigi putih cemerlang dapat dengan mudah didapat bahkan sejak pertama kali perawatan. Secara umum pemutihan gigi dibagi menjadi dua yaitu pemutihan gigi oleh dokter gigi (in-office teeth whitening) dan pemutihan gigi yang dilakukan di rumah (at-home teeth whitening).
Selain itu bukan hanya menjadi mengguning, tetapi gigi dapat berubah warna menjadi abu - abu, coklat, hingga hitam. Secara keseluruhan berikut beebrapa faktor yang menyebabkan perubahan warna gigi dan jenis - jenis penyebabnya.
Pemutihan gigi atau teeth whitening bukanlah hanya sekedar membersihkan gigi, tetapi teeth whitening ini dilakukan dengan cara - cara tertentu baik dilakukan oleh dokter gigi (dentist) maupun dilakukan sendiri di rumah. Gigi akan mendapatkan proses pemutihan (bleaching) dari alat dan bahan kimia pada proses tersebut. Bahan kimia yang digunakan adalah peroxide yang dioleskan pada gigi, lalu gigi akan disinari dengan sinar laser ataupun sinar LED.
Pemutihan gigi oleh dokter gigi dapat dikatakan lebih aman, pasalnya dokter akan melakukan analisis terkait kesehatan mulut dan gigi. Dengan analisis tersebut maka pasien akan mendapatkan perawatan gigi yang sesuai dengan kebutuhan. Berbeda dengan pemutihan gigi dirumah. Konsumen cukup dengan membeli suatu produk pemutih gigi. Dengan mengikuti sejumlah pentunjuk yang ada pada kemasan produk maka pemutihan gigi bisa langsung dipraktekan.
Proses pemutihan gigi ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1864. Proses pemutihan gigi dilakukan dengan menghilangkan warna gigi agar gigi kembali ke warna asal. Meskipun pemutihan gigi dianggap cara yang efektif tetapi seorang pasien tetap harus memperhatikan faktor - faktor seperti bahan yang digunakan, konsentrasi, waktu, lama pemakaian, cahaya, dan kenaikan suhu.
Bahan dikimia yang dioleksan pada gigi lalu akan disinari cahaya panas. Cahaya panas ini (heat light unit) berfungsi untuk memepercepat proses kimiawi dengan suhu pinyanaran dalam pemutihan gigi disarankan antara 115 - 140 derajat farenhet. Rekasi oksidasi akan meningkat dua kali liepat seitap kenaikan 10 derajat calcius. Sebagai catatan gigi yang mempunyai plak akan menghambat aktivitas hidrogen peroksida sehingga pemutihan gigi akan lebih lama.
Mesikpun dianggap sebagai cara yang paling instan, ternyata pemutihan gigi juga memiliki resiko dan efek. Resiko dan efeksamping tersebut bisa terjadi pada saat proses pemutihan gigi maupun pasca pemutihan. Efek samping pemutihan gigi terjadi pada jaringan
keras, mukosa, dan sensitifitas gigi.
Gigi ngilu juga bisa terjadi sektiar 4 x 12 jam pasca pemutihan gigi (post bleaching). Gigi terasa lebih mudah sensitif dari pada sebelumnya. Gigi ngilu juga akan lebih terasa jika pasien mengkomsumsi makan dan minuman yang panas dan dingin. Selain itu, makanan manis bahkan udara juga dapat mengkibatkan gigi sensitif. Rasa ngilu ini terjadi, karena menipisnya lapisan email karena proses bleaching. Dapat dikatakan semakin tipis lapisan email, maka resiko rasa ngilu akan meningkat.
Mesikpun begitu, ada sejumlah produk pemutih yang memang mengandung hydrogen peroxide, carbamide peroxide atau urea peroxide atau sistim non hydrogen peroxide yang mengandung sodium chloride, oxygen dan natrium fluoride juga sekaligsu mengandung bahan untuk mengurangi gigi sensitif pada saat proses pemutihan yaitu potasium nitrat dan fluoride.
Hal ini terjadi karena adanya proses metabollisme gulosa dan sintes protein yang mempengaruhi enxim tertentu yang menyebabkan gigi sensitif.
Email gigi memiliki komponen utama yang disebut hidroksiapatit gigi. Bagian ini dapat rusak (dimeneralisasi email) apabila pH disekeliling permukaan email lebih rendah dari 5,5 dan konsetrsi asam diluar permukaan email gigi lebih tinggi di dalam email gigi.
Bahan bleaching juga dapat mengakibatkan kerusakan prisma rod enamel yang disebabkan karena teringkapnya dentin secara mikroskopis. Bahan bleaching seperit karbamid peroxide juga dapat mengakibatkan email pecah dan pecahnya strukutr anorganik email.
Selain itu, karbamid peroksida juga dapat mengakibtakan penurunan jumlah kalsium, fosfat, dan flouride pada email. Menurunya kekerasan email pada akhirnya akan mengakibatkan gigi rentan terhadap terjadinya karies.
Perlu diperhatikan bahwa warna alami enamel adalah putih translusen. Lalu dengan warna gigi akan cenderung stabil dalam kurun `1- 3 tahun dengan menggunakan peroxide.
Gigi bisa saja akan kembali menguning pasca pemutihan gigi dalam beberapa waktu, karena memang dapat dikatakan bleaching tetap secara permanen menjadikan gigi menjadi putih dan cerah. Pola makan, minum, dan merkokok. Oleh sebab itu diperlukan kontrok ke dokter gigi 6 bulan seklai dan melakukan sejumlah perawatan gigi setelah proses pemutihan sebagai proses lanjutan.
Dapat disimpulkan penggunaan peroxide dapat menyebabkan iritasi pada ginggiva karena senyawa tersebut merupakan senyawa radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh terlebih jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Penggunaan karbamide peroxide yang mencapai 16 % dapat mengakibatkan meningkatnya kekerasan enamel. Permukaan superfisial enamel yang berubah kasar akan menjadi tempat bakteri, karena adanya perubahan morfologi enamel. Akhirnya akan meningkatkan demineralisasi dan infeksi gingiva. Hal ini dapat terjadi bukan hanya pada home bleaching tetapi juga bisa terjadi pada in-office bleaching.
Dapat disimpulkan pastikan produk pemutih gigi yang akan digunakan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Meskipun menggunakn hidrogen peroksida, bahan kimia ini masih dapat dikatakan aman apabila dipakai dalam batas konsentrasi yang wajar, waktu penggunaanya tidak terlalu lama, dan digunakan dalam interval waktu tertentu. Meskipun begitu, pemutihan gigi lebih baik tidak dilakukan pada ibu hamil dan anak usia dibawah 14 tahun.
Pastikan kandungan peroxide pada produk pemutih gigi antara 7 -35 persen. Kandungan bahan kimia yang berbahaya atau berlebihan dapat mengkibatkan kerusakan enamel gigi dan merusak jaringan gusi. Apabila cara tersebut tetap digunakan dalam jangka waktu lama akan berakibat fatal. Bahkan juga dapat mengakibatkan perubahan morfologi enamel dan dentin. Pastikan juga bahwa ada izin dari badan kesehatan sebelum menggunakan suatu produk pemutih gigi tertertu baik pasta gigi, strip, maupun kuas.
Perubahan Warna Gigi
Perubahan warna gigi atau diskolorisasi banyak disebabkan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal Diskolorisasi atau memudarnya warna gigi bukan hanya sebabkan oleh faktor makanan, rokok, minuma, dan OH buruk yang disebut dengan faktor eksternal, tetapi juga disebabkan oleh faktor intrernal. Faktor internal yang menakibatkan gigi kusam yaitu karies, bahan restorasi, obat-obatan, dan usia.Selain itu bukan hanya menjadi mengguning, tetapi gigi dapat berubah warna menjadi abu - abu, coklat, hingga hitam. Secara keseluruhan berikut beebrapa faktor yang menyebabkan perubahan warna gigi dan jenis - jenis penyebabnya.
1. Faktor dari luar gigi
- Kesehatan mulut jelek - Kuning, coklat, hijau, hitam
- Kopi, teh, makanan - Coklat sampai hitam
- Produk tembakau - Kuning kecoklatan sampai hitam
2. Faktor dari dalam gigi
- Obat-obatan selama pertumbuhan gigi; Tetracycline - Garis coklat, abu-abu, hitam; Fluoride Bercak coklat, putih atau garis
- Obat-obatan setelah pertumbuhan gigi; Minocycline - Coklat, abu-abu
- Penyakit/kondisi selama pertumbuhan gigi; Kondisi kelainan darah - Merah, coklat, ungu; Trauma - Biru, hitam, coklat
- Perubahan pada pulpa; Obliterasi saluran akar - Kuning; Nekrosis pulpa dengan perdarahan - Abu-abu, hitam; Nekrosis pulpa tanpa perdarahan - Kuning, abu-abu kecoklatan
- Penyebab lain pada gigi nonvital; Trauma selama ekstirpasi pulpa - Abu-abu, hitam; Sisa jaringan dalam ruang pulpa - Coklat, abu-abu, hitam; Material restorasi gigi - Coklat, abu-abu, hitam; Material perawatan saluran akar - Abu-abu, hitam
3. Kombinasi
- Fluorosis - Putih, coklat
- Proses ketuaan - Kuning
Pemutihan gigi oleh dokter gigi dapat dikatakan lebih aman, pasalnya dokter akan melakukan analisis terkait kesehatan mulut dan gigi. Dengan analisis tersebut maka pasien akan mendapatkan perawatan gigi yang sesuai dengan kebutuhan. Berbeda dengan pemutihan gigi dirumah. Konsumen cukup dengan membeli suatu produk pemutih gigi. Dengan mengikuti sejumlah pentunjuk yang ada pada kemasan produk maka pemutihan gigi bisa langsung dipraktekan.
Proses pemutihan gigi ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1864. Proses pemutihan gigi dilakukan dengan menghilangkan warna gigi agar gigi kembali ke warna asal. Meskipun pemutihan gigi dianggap cara yang efektif tetapi seorang pasien tetap harus memperhatikan faktor - faktor seperti bahan yang digunakan, konsentrasi, waktu, lama pemakaian, cahaya, dan kenaikan suhu.
Bahan dikimia yang dioleksan pada gigi lalu akan disinari cahaya panas. Cahaya panas ini (heat light unit) berfungsi untuk memepercepat proses kimiawi dengan suhu pinyanaran dalam pemutihan gigi disarankan antara 115 - 140 derajat farenhet. Rekasi oksidasi akan meningkat dua kali liepat seitap kenaikan 10 derajat calcius. Sebagai catatan gigi yang mempunyai plak akan menghambat aktivitas hidrogen peroksida sehingga pemutihan gigi akan lebih lama.
Prosedur pemutihan gigi
1. Pemutihan Gigi In Office/ Klinik
Sebelum penyinaran dilakukan, dokter gigi akan menempelkan isolasi pada bagian gusi agar nanti tidak terbakar saat disinari. Isolasi ini disebut rubber dam yakni semacam bahan kimia yang ditempelkan disekitar gigi sehingga menutup gusi. Lalu bahan pemutih gigi seperti peroksida akan ditempelkan pada gig yang akan diputihkan. Penyinaran silar laser memakan waktu 20-30 detik. Setelah 10 - 15 menti bahan pemutih akan dibersihkan dari seluruh permukaan gigi. Proses tersebut memakan waktu 3-5 hari bahkan lebih sampai mendapatkan warna gigi yang diinginkan.
- Penderita dengan perubahan warna gigi ringan sampai akut, ingin efek pemutihan lebih nyata
- Bahan yang digunakan adalah Carbamide peroxide (34−44%)
- Lokasi: klinik gigi
- Teknik: Carbamide peroxide diaplikasikan pada sendok cetak, dimasukkan mulut sedikitnya 30 menit tiap perawatan. Aplikasi tambahan dilakukan penderita dirumah
- Hasil: Beberapa hasil terlihat setelah 30 menit perawatan
- Jumlah perawatan: Dapat digunakan sebagai perawatan pertama untuk perawatan harian dirumah
2. At home teeth whitening
Pumithan gigi yang dilakkukan sendiri (home teeth whitening) juga banyak digemari. Hampir sama dengan in office, pada home teeth whitening juga menggunakan bahan pemutih (bleaching). Bahan yang digunakan tidak hanya hidrogen peroxida, tetapi juga karbamid peroxida. Komposissi hidrogen peroxida yang disarankan adalah 7 -35 persen dan kandungan karbamid peroksida yang disarankan adalah 10-15%. Bahan ini biasanya oleskan pada karet penutup gigi sebelum disinari dengan alat pemutih gigi yang disebut tray atau night guard. Lalu reaksi oksidadi akan terjadi dari bahan pemutih dengan mekanisme kerja peroxide dan nonperoxde masuk melalui enamel ke tubuli dentin dan mengoksidsi pigmen pada dentin. Reaksi ini menyebabkan gigi menjadi lebih muda. Lalu sinar tray dengan cahaya berintensitas rendah maupun tinggi akan memepercepat proses oksidasi tersebut.
- Penderita dengan perubahan warna gigi ringan, ingin diputihkan satu atau dua tingkat dan punya waktu untuk pemakaian di rumah.
- Bahan yang digunakan adalah Carbamide peroxide (10−22%) atau gel pemutih non peroxide
- Lokasi perawatan di Rumah, 2−4 jam perhari
- Teknik: Buat sendok cetak di klinik. Sendok cetak dan cairan pemutih dibawa pulang, kembali ke klinik periodik untuk kontrol perubahan
- Hasil: Butuh 3−4 minggu untuk mengukur hasil yang terlihat
- Rata-rata jumlah perawatan: Sekali sehari selama 2−3 jam untuk 4−6 minggu
3. Pemutihan gigi dengan kombinasi kekuatan sinar
- Penderita dengan perubahan warna gigi ringan sampai berat, ingin hasil secara langsung
- Bahan yang digunakan: Hydrogen peroxide (30−50%)
- Lokasi: Klinik gigi
- Teknik: Cairan diaplikasikan pada gigi dan diaktivasi dengan sumber panas atau sinar khusus
- Hasil: Pada beberapa kasus tampak perubahan warna secara langsung
- Jumlah perawatan: Satu visit. Pemakaian dirumah disarankan tergantung noda gigi yang akan dihilang
Efek Samping Pemutihan Gigi
1. Gigi sensitif
Gigi senistif (teeth sensitify) adalah gejala yang paling umum dirasakan dalam proses pemutihan gigi. Efek ini dapat dirasakana pada saat proses bleaching berlangsung, sekitar 48 jam pasca pemutihan gigi, dan beberapa bulan setelah pemutihan gigi. Gigi ngilu (sensitif) pada saat proses pemutihan diakibatkan oleh sinar memapar gigi, terjadi rasa seperti terbakar pada saat penyinaran tersebut.Gigi ngilu juga bisa terjadi sektiar 4 x 12 jam pasca pemutihan gigi (post bleaching). Gigi terasa lebih mudah sensitif dari pada sebelumnya. Gigi ngilu juga akan lebih terasa jika pasien mengkomsumsi makan dan minuman yang panas dan dingin. Selain itu, makanan manis bahkan udara juga dapat mengkibatkan gigi sensitif. Rasa ngilu ini terjadi, karena menipisnya lapisan email karena proses bleaching. Dapat dikatakan semakin tipis lapisan email, maka resiko rasa ngilu akan meningkat.
Mesikpun begitu, ada sejumlah produk pemutih yang memang mengandung hydrogen peroxide, carbamide peroxide atau urea peroxide atau sistim non hydrogen peroxide yang mengandung sodium chloride, oxygen dan natrium fluoride juga sekaligsu mengandung bahan untuk mengurangi gigi sensitif pada saat proses pemutihan yaitu potasium nitrat dan fluoride.
Hal ini terjadi karena adanya proses metabollisme gulosa dan sintes protein yang mempengaruhi enxim tertentu yang menyebabkan gigi sensitif.
2. Nyeri Gusi
Bahan kimia yang menyentuh gusi selama proses bleaching juga akan mengakibat nyeri pada gusi. Rasa nyeri ini biasanya muncul pasca bleaching yakni sekitar 24-28 jam kemudian. Penggunaan peroxide juga dapat mengkibatkan gusi sensitif bahkan dalma penelitian menyebutkan 13% mengalami gusi sensitif dan 34 persen gigi sensitif. Hipersensitif pula juga diepngarhi oleh sejumlah faktor seperti faktor pasien, durasi kontak dengan abhan pemutih, konsentrasi bahan, komposisi pahan, Ph, dan tray yang digunakan.
Sangat disarankan, hanya gusi yang benar - benar dalam keadaan sehat agar efek gusi sensitif dapata diminimalisir.
Sangat disarankan, hanya gusi yang benar - benar dalam keadaan sehat agar efek gusi sensitif dapata diminimalisir.
3. Alergi
Sebagian pasien bisa saja meraskan alergi pada saat proses pemutihan gigi. Alergi ini terjadi karena pemutihan gigi tersebut memang menggunakan bahan kimia. Bentuk alergi pada umumnya yiatu timbulanya rasa gatal seta panas pada bagian mulut. Selain, gatal, efek samping yang ditimbulkan adlaah bengkak dan kemerahan pada mulut pasien. Terlebih bahan kimia tersebut memang diaplikasikan diseluruh mulut, jadi rasa alergi dapat terjadi diseluruh mulut.
4. Iritasi Jaringan Lunak
Pemutihan gigi juga dapat mengakibatkan gigi membengkak dan memerah. Hal ini diakibatkan oleh bahan pemutih yang mengenai gusi. Bahkan gusi juga bisa mengalami pendarahan dan terasa sakit. Beberpa pasien juga mengalami rasa terbakar pada jaringan lunak. Meskipun begitu jaringan lunak akan kembali normal setelah bahan pemutih hilang.
Peradangan gusi dapat tejadi saat adanya reaksi ilmasi pada jriangan lunak yang diakibatkan oleh pnggunana karbamid peroxida selema peroses pemutihan. Hal ini terjadi karena radikal bebas oksingan memcah membran sel epithel mokusa mulut dan lapisan korneumnya. pecahnya membran ini mengakibatkan proses oksidasi dalam keadaan kronis dapat menimbulkan peradakan gus
Peradangan gusi dapat tejadi saat adanya reaksi ilmasi pada jriangan lunak yang diakibatkan oleh pnggunana karbamid peroxida selema peroses pemutihan. Hal ini terjadi karena radikal bebas oksingan memcah membran sel epithel mokusa mulut dan lapisan korneumnya. pecahnya membran ini mengakibatkan proses oksidasi dalam keadaan kronis dapat menimbulkan peradakan gus
5. Iritasi jaringan Keras
Kerusakan jaringan dapat juga diakibatkan oleh penggunaan karbamid peroksida sebesar 10%. Peroksida menyebabkan email menjadi rusak dan struktur anorganik email pecah. Selaion itu kadar 10 persen karbamid peroxida juga memyebabkan kasilum, fosfat dan flaurdie email menurun.5. Kerusakan email Gigi
Pemutihan gigi juga dapat merusak email gigi. Bahan kimia bleaching yaitu Peroxide yang digunakan tanpa kontrol atau berlebihan akan mengakibatkan email semakin terkikis. Oleh sebab itu, bleaching tidak boleh mencapai titik saturasi. Alhasil gigi bukan bertambah putih, tetapi lapisan luar gigi (email) justru akan rusak.Email gigi memiliki komponen utama yang disebut hidroksiapatit gigi. Bagian ini dapat rusak (dimeneralisasi email) apabila pH disekeliling permukaan email lebih rendah dari 5,5 dan konsetrsi asam diluar permukaan email gigi lebih tinggi di dalam email gigi.
Bahan bleaching juga dapat mengakibatkan kerusakan prisma rod enamel yang disebabkan karena teringkapnya dentin secara mikroskopis. Bahan bleaching seperit karbamid peroxide juga dapat mengakibatkan email pecah dan pecahnya strukutr anorganik email.
Selain itu, karbamid peroksida juga dapat mengakibtakan penurunan jumlah kalsium, fosfat, dan flouride pada email. Menurunya kekerasan email pada akhirnya akan mengakibatkan gigi rentan terhadap terjadinya karies.
Perlu diperhatikan bahwa warna alami enamel adalah putih translusen. Lalu dengan warna gigi akan cenderung stabil dalam kurun `1- 3 tahun dengan menggunakan peroxide.
6. Kerusakan sel
Bahan kimia untuk memutihkan gigi yaitu Peroxide dapat menyebabkan kerusakan sel. Sel yang rusak tersebut pada akhirnya akan mengakibatkan gigi dan gusi yang senesitif.7. Hasil yang tidak sesuai
Bisa saja pasien tidak mendapatkan gigi putih seputih yang diharapkan. Padahal pemutihan gigi dilakukan oleh dokter gigi. Bahkan pemutihan gigi dengan produk pemutih gigi akan lebih putih dibandingkan pemutihan gigi di dokter gigi. Hal ini dikarenanya dokter gigi akan melakukan analisis lebih mendalam untuk mengetahui kondisi gigi, lalu dokter gigi hanya akan melakukan pemutihan berdasakran perhitungan tertentu. Meskipun begitu cara ini dapat dikatakan paling aman karena dokter gigi akan lebih berhati - hati, bukan sekedar memutihkan.Gigi bisa saja akan kembali menguning pasca pemutihan gigi dalam beberapa waktu, karena memang dapat dikatakan bleaching tetap secara permanen menjadikan gigi menjadi putih dan cerah. Pola makan, minum, dan merkokok. Oleh sebab itu diperlukan kontrok ke dokter gigi 6 bulan seklai dan melakukan sejumlah perawatan gigi setelah proses pemutihan sebagai proses lanjutan.
8. Iritasi Ginggiva
Irittasi pada ginggica dapat terjadi apabila terjadi ketidak cocokan antaran bahan pemutih dan tray. Meskipun tray mempunya ukuran S, M, L tetapi pencocokan antar bahan kimia dan tray sulit ditentukan. Produk pemutih gigi yang dijual bebas dipasaran ada yang berbentuk gel, cari, atau apasti, akan tetapi konsentrasi bahan bahan pemutihnya jarang dicantumkan, sehingga keamanan produk sangat diragukan. Sehingga home belaching akan lebih rentan.
Dapat disimpulkan penggunaan peroxide dapat menyebabkan iritasi pada ginggiva karena senyawa tersebut merupakan senyawa radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh terlebih jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.
9. Meningkatnya kekasaran enamel
Enamel adalah jaringan biologis yang paling keras dan kuat. Enamel menutupi bagian mahkota gigi. Enamel dapat berwarna kekuningan hingga putih keabuan dan bersifat translusen.16 Komposisi enamel terdiri atas 96% matriks non-organik, 3% air dan 1% matriks organik.Penggunaan karbamide peroxide yang mencapai 16 % dapat mengakibatkan meningkatnya kekerasan enamel. Permukaan superfisial enamel yang berubah kasar akan menjadi tempat bakteri, karena adanya perubahan morfologi enamel. Akhirnya akan meningkatkan demineralisasi dan infeksi gingiva. Hal ini dapat terjadi bukan hanya pada home bleaching tetapi juga bisa terjadi pada in-office bleaching.
Pastikan kandungan peroxide pada produk pemutih gigi antara 7 -35 persen. Kandungan bahan kimia yang berbahaya atau berlebihan dapat mengkibatkan kerusakan enamel gigi dan merusak jaringan gusi. Apabila cara tersebut tetap digunakan dalam jangka waktu lama akan berakibat fatal. Bahkan juga dapat mengakibatkan perubahan morfologi enamel dan dentin. Pastikan juga bahwa ada izin dari badan kesehatan sebelum menggunakan suatu produk pemutih gigi tertertu baik pasta gigi, strip, maupun kuas.
Agar menjaga gigi tetap putih dan bersih maka sangat disarankan untuk menjaga kebesihan gigi dan mulut. Hindari makanan dan minuman yang dapat menyebabkan gigi menguning bahkan menghitam seperti teh, kopi, soda, dan alkohol. Pastikan rutin enam bulan sekali malakukan pembersihang gigi dan menditeksi gejala dini pada kelanian gigi.
Detail banget bagussss bintang 4 deh
BalasHapus