Sebagai orang yang bodoh dalam hal pembangunan negara apalagi soal insfrastruktur saya pernah sempat befikir begini "mbok yang dibangun iku jalan provinsi"
Saya tidak anti jalan tol, namun la ini jalan provinsi jalur selatan dari dulu sampai sekarang segini-segini saja lebarnya.
Kalau sudah truk satu, wasalam kendaraan yang lain.
Kayak ikan paus terus diikutin ikan remora dibelakangya, gak bakal tu mobil pribadi dan motor bisa lewat.
Baru kalau benar - benar aman barulah bisa melewati, tapi lamanya amit dach.
Melihat jalan yang segini ini nhi ane sempet mikir
Ini kok yo sing bangun tol wae, la ini jalan provinsi yang sudah bertahun - tahun kok gak dilebarin. Sempat mikir, minila kayak Jogja lah.
Namun hanya mbatin dan sesekali ngumpat
Malkum takut dianggap gak mudengan,
Namun ternyata yang mikir gituan ternyata gak cuma ane ha ha.
Sontak saya kaget, ternyata seorang businesman kelas wahid lulusan luar negeri Pak Mardigu yang kerap menyotolokan diri itu ternyata juga berkata sama. Nah lho
Seperti tipikalnya biasa, Bossman pasti gak cuma mengkrtis namun selalu penuh jawaban makjleb. Gini ini pendapatnya.
Kalau mau bagun tol ya bagun saja, ngapain utang. Uang yang tinggal cetak saja.
Namun sebelum melontarkan pernaytaan itu, Bossman menjelaskan bahwa kita hari ini sudah tidak pakai Kenesian lagi. Kita gak butuh underlying money.
Underlying kita ya proyek, jadi gak ada kata inflasi
Nah dari print manoy itu lah buat membaiayai proyek, gak perlu ngutang.
Kalau tolnya sudah jadi ya gratis
Anehnya kenapa yang dibangun itu jalan tol terus, bos man tegas menjelaskan "Kalau cinta rakyat jangan tol yang dibagun, jalan umum karena yang dilewati bisa dapat faedah"
"SUDAH NGERTI CARA BANGUN NEGARA"
Nah gitu. Ini baru ger
Iya memang jalan tol itu perlu, waktu itu penting, katanya orang lebih memprioritaskan waktu dari pada uang "gak papa dech bayar mahal, penting cepat sampai".
Helloooo
Haha kalau lho pikir kaya gitu selamat "lo jadi pangsa pasar mereka'
Mereka itu lihat kita sebagai pasar bukan sebagai pemakmuran. Banyak mobil berarti butuh banyak jalan, jalan butuh proyek, proyek jadi bayar tol, modalnya ngutang, "bayar bunga sudah berapa?" "ktia dapat apa'.
Selamat lo jadi pasar yang selalu diexploitasi
Padahal gratis aja bisa "Benerkan Bossman".
Saya tidak anti jalan tol, namun la ini jalan provinsi jalur selatan dari dulu sampai sekarang segini-segini saja lebarnya.
Kalau sudah truk satu, wasalam kendaraan yang lain.
Kayak ikan paus terus diikutin ikan remora dibelakangya, gak bakal tu mobil pribadi dan motor bisa lewat.
Baru kalau benar - benar aman barulah bisa melewati, tapi lamanya amit dach.
Melihat jalan yang segini ini nhi ane sempet mikir
Ini kok yo sing bangun tol wae, la ini jalan provinsi yang sudah bertahun - tahun kok gak dilebarin. Sempat mikir, minila kayak Jogja lah.
Namun hanya mbatin dan sesekali ngumpat
Malkum takut dianggap gak mudengan,
Namun ternyata yang mikir gituan ternyata gak cuma ane ha ha.
Sontak saya kaget, ternyata seorang businesman kelas wahid lulusan luar negeri Pak Mardigu yang kerap menyotolokan diri itu ternyata juga berkata sama. Nah lho
Seperti tipikalnya biasa, Bossman pasti gak cuma mengkrtis namun selalu penuh jawaban makjleb. Gini ini pendapatnya.
Kalau mau bagun tol ya bagun saja, ngapain utang. Uang yang tinggal cetak saja.
Namun sebelum melontarkan pernaytaan itu, Bossman menjelaskan bahwa kita hari ini sudah tidak pakai Kenesian lagi. Kita gak butuh underlying money.
Underlying kita ya proyek, jadi gak ada kata inflasi
Nah dari print manoy itu lah buat membaiayai proyek, gak perlu ngutang.
Kalau tolnya sudah jadi ya gratis
Anehnya kenapa yang dibangun itu jalan tol terus, bos man tegas menjelaskan "Kalau cinta rakyat jangan tol yang dibagun, jalan umum karena yang dilewati bisa dapat faedah"
"SUDAH NGERTI CARA BANGUN NEGARA"
Nah gitu. Ini baru ger
Iya memang jalan tol itu perlu, waktu itu penting, katanya orang lebih memprioritaskan waktu dari pada uang "gak papa dech bayar mahal, penting cepat sampai".
Helloooo
Haha kalau lho pikir kaya gitu selamat "lo jadi pangsa pasar mereka'
Mereka itu lihat kita sebagai pasar bukan sebagai pemakmuran. Banyak mobil berarti butuh banyak jalan, jalan butuh proyek, proyek jadi bayar tol, modalnya ngutang, "bayar bunga sudah berapa?" "ktia dapat apa'.
Selamat lo jadi pasar yang selalu diexploitasi
Padahal gratis aja bisa "Benerkan Bossman".
Posting Komentar untuk "Kok Tol Wae sing Dibangun"
Terimakasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar